"Sumatera Utara ini memiliki aneka ragam suku, agama atau bisa juga kita sebut sangat multikulturalisme. Kondisi geografis ini menjadikan banyak sekali keunggulan yang dimiliki di daerah ini. Potensi-potensi lokal itu bila dikelola dengan baik memiliki market global, tugas kampus lah yang membinanya," ujar Mury.
HUMAS USU - Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Dr Muryanto Amin, SSos, MSi menjadi keynote speaker pada acara World Class Professor dengan tema Strategi Universitas Menuju Unggul, Selasa (12/10/2021). Pada kesempatan itu, rektor memaparkan enam prioritas program kerja untuk menjadikan USU universitas unggul dalam kurun lima tahun mendatang.
Rektor mengatakan, saat ini USU telah menapakkan jejaknya di pemeringkatan internasional. Hal itu mengindikasikan USU akan terus berbenah menjadi kampus berstandar internasional berciri keunggulan lokal.
"Sumatera Utara ini memiliki aneka ragam suku, agama atau bisa juga kita sebut sangat multikulturalisme. Kondisi geografis ini menjadikan banyak sekali keunggulan yang dimiliki di daerah ini. Potensi-potensi lokal itu bila dikelola dengan baik memiliki market global, tugas kampus lah yang membinanya," ujar Mury.
Ia mencontohkan, salah satu potensi lokal itu di antaranya adalah kelapa sawit yang produknya mendunia, juga ada keunggulan maritim. Kampus USU akan dijadikan tempat hilirisasi dari produk-produk lokal di Sumatera Utara.
Rektor mengatakan, ada enam prioritas yang saat ini dilakukan USU untuk menjadi kampus berstandar internasional berciri lokal itu.
"Pertama adalah mengubah struktur tata kelola kelembagaan yang adaptif terhadap perubahan. Untuk mengubah tata kelola itu perlu orang-orang manajemen yang profesional. Jadi tata kelola kita tidak kaku dan bisa merespons perubahan dengan cepat," tegasnya.
Kedua, kata Mury, yakni penyesuian tugas-tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. Di mana penyesuaian tersebut mengikuti kebutuhan industri. Konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) membuat proses belajar saat ini berbasis project.
Kemudian yang ketiga, penataan infrastruktur. Penataan infrastruktur yang dilakukan USU juga untuk mendukung internasionalisasi kampus.
"Jadi penataannya disesuaikan dengan kebutuhan standar internasional, laboratorium yang memadai, ruang terbuka yang nyaman, toilet yang bersih, ruang-ruang kelas tidak dimonopoli tapi bisa digunakan oleh semua program studi sehingga ada kebauran di kelas," katanya.
Keempat adalah reformasi birokrasi layanan kampus. "Kita saat ini sedang mencoba memangkas alur layanan dengan menerapkan yang namanya e-office dan mendirikan aplikasi satu atap (ASA) di setiap fakultas agar layanan menjadi lebih mudah dan bisa dimonitoring," ujarnya.
Kelima penerapan enterprise kampus, di mana produk-produk hasil ilmiah dan riset yang dihasilkan bisa dibranding agar bisa masuk ke pasar industri. "Mendukung enterprise kampus, kita akan melibatkan para profesional untuk mengembangkan prototype hasil riset dan mengundang perusahaan untuk berperan aktif," tegasnya.
Sementara yang keenam, atau yang terakhir, Mury menjelaskan memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak.
"Kerja sama ini tapi tidak lagi hanya sekadar MoU, namun juga harus detail ke perjanjian kerja yang lebih spesifik. Kerja sama ini harus selektif sehingga memiliki output yang maksimal bagi dua lembaga yang menjalin kerja sama," katanya.
Merealisasikan enam program prioritas tersebut, mantan Dekan FISIP USU ini mengungkapkan beberapa hal teknis yang perlu dilakukan.
"Hal teknis ini mencakup, layanan yang harus berorientasi kepada mahasiswa, mata kuliah harus jelas alur penerapannya, menciptakan program studi yang berkualitas dengan pendampingan dari unit manajemen mutu, penerapan digitalisasi kampus dan terakhir penerapan reward and punishment," katanya.
Sumber: usu.ac.id
Kontributor: Bambang Riyanto
Fotografer: Irsan Mulyadi